Wednesday, February 19, 2014

FOTO LETUSAN DARI ANGKASA

Letusan Gunung Kelud pada Kamis malam, 13 Februari 2014 lalu berhasil dipotret satelit milik Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA).
NASA berhasil memotret letusan Gunung Kelud.
Dilansir earthobservatory.nasa.gov, satelit pertama mendeteksi letusan pada pukul 23.09 WIB. Pada pukul 00.30 WIB, satelit memperoleh gambar abu vulkanik menyerupai jamur membumbung tinggi ke langit.

Empat puluh menit kemudian, tepatnya pukul 01.10 WIB, Cloud Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observation (CALIPSO) berada di atas bumbungan material Gunung Kelud itu.

Kemudian teknologi laser yang bernama CALIOP melakukan pengukuran awan dan partikel lain di atmosfer. Berdasarkan pengukuran itu diketahui lontaran abu vulkanik setinggi 20 kilometer, dengan diameter mencapai hampir 30 kilometer.

NASA berhasil merekam letusan Gunung Kelud

Usai letusan, NASA berhasil merekam gumpalan abu melayang ke arah barat Pulau Jawa dan Samudera Hindia.
Ketinggian dan penyebaran abu vulkanik menimbulkan masalah bagi pesawat terbang, karena dapat merusak mesin. Tujuh bandara di Jawa Tengah dan Jawa Timur terpaksa ditutup. Lebih dari 200 ribu orang yang berada 10 kilometer dari sekitar gunung berapi dievakuasi.

LETUSAN GUNUNG KELUD

Sejarah sudah mencatat beberapa kali letusan gunung api kelud ini meletus, di antaranya :
1. Letusan 1919
Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905 Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.

2. Letusan 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai pada tahun 1994.
3.Letusan 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
4. Letusan 2014
Setelah diketahui adanya peningkatan aktivitas sejak akhir tahun 2013, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga pada 10 Februari 2014 dan kemudian Awas pada 13 Februari 2014 pukul 21.15 WIB. Letusan 2014 telah dideteksi oleh PVMBG dan ditanggapi dengan peningkatan status menjadi Waspada (level II). Pada tanggal 10 Februari status meningkat menjadi Siaga (Level III).